The Wind Sharing

The Wind Sharing
Good time

Kamis, 22 November 2012

The Book with No Name (Buku Tanpa Judul) by Anonymous REVIEW





Judul               : The Book with No Name (Buku Tanpa Judul)
Author            : Anonymous
Halaman        : 493
Genre              : Thriller/urban-dark-fantasy
Age                 : 18+
My comment : Awesome/ *****
MY IMPRESSION
WOW!! LUAR BIASA!! Sensasi membaca yang sungguh menakjubkan, menyenangkan, menantang, dan menegangkan! Tidak heran ini menjadi #1 International Bestseller. Aku amat sangat sungguh ingin mengangkat topiku untuk menghargai pengarangnya yang menurutku sungguh hebat.
            Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku membaca tanpa memperdulikan bahwa aku telah membaca hampir selama 6 jam non-stop dan selama itu pula mataku tak pernah lepas dari buku ini. Sungguh cerdik!
SUMMARY
            Buku ini bercerita tentang perburuan The Eye of The Moon, atau Mata Rembulan -batu yang sangat berharga- di Santa Mondega, kota yang hilang, yang mengalami gerhana matahari total setiap lima tahun sekali. Kota yang mengerikan, karena pembunuhan dan pembantaian adalah hal yang biasa terjadi di kota tersebut. Belum lagi yang hidup disitu bukan hanya manusia, tetapi ada makhluk lain yang lebih menyeramkan.
            Diceritakan bahwa Mata Rembulan mempunyai kekuatan untuk mengendalikan bulan, yang pada saat gerhana matahari, apabila batu itu jatuh ke tangan yang slah, akan mengakibatkan gerhana matahari menjadi permanen. Hal itu akan membuat Santa Mondega akan gelap total selama-lmanya dalam kegelapan yang mencekam dan makhluk-makhluk ‘anti-matahari’ yang mengerikan. Dikisahkan pula bahwa pemegang batu itu akan kebal terhadap apapun sehingga tidak bisa mati.
            Penasaran kan, gmana ceritanya???? Mkanya baca… wkwkwk sekarang kita ke review nya yah…
IN GENERAL
Mari kita mulai dari cara bercerita sang penulis. Dia menggunakan point of view orang ketiga, tapi berbeda-beda tempat dan mungkin bagi yang belum terbiasa akan terasa membingungkan. Tapi bagiku, itu sangat menarik sekali karena dengan begitu kita bisa melihat secara detai apa yang terjadi pada setiap tokoh.
            Selalu ada hal menarik dan mengejutkan dalam tiap chapter. Pada awalnya aku berpihak pada satu orang ini, dan yakin bahwa dia akan jadi hero, ternyata aku salah, ganti ke orang ini, eh salah lagi, ganti lagi, salah lagi, begitulah seterusnya sampai akhir, karena selalu ada kejutan yang membuat kita takjub.
            Buku ini mempunyai cerita yang membuat adrenalin kita terpacu sangat kencang dan aku sarankan nih ya, untuk tidak membacanya jika kalian mempunyai riwayat penyakit jantung, atau ketakutan berlebihan, atau selalu terbayang baying hal yang mengerikan, atau apapunlah yang memungkinkan kalian tidak sanggup menyelesaikannya sampai akhir.
IDENTITAS PENULIS
            Ya, aku tahu ini buku anonym, tapi saya akui rasa penasaran saya terhadap sang penulis. Beliau pintar sekali. *standing applause
Aku hampir dibuatnya takut setengah mati ditengah cerita karena dia mendeskripsikan buku tanpa judul, yang tidak diketahui pengarangnya, dan siapapun yang membaca buku tersebut dalam waktu beberapa hari akan mati. Aku terkesiap. Aku berpikir keras, jangan-jangan buku yang dimaksud adlah buku ini. Kan sama, terlebih, ketika aku telusuri keterangan penerbit yang mencantumkan nama ‘The Bourbon Kid’ alias Bocah Bourbon yang notabene dalah tokoh dalam cerita ini, oh my, aku rasa aku tidak sanggup membaca kelanjutan buku ini. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, ketakutanku sungguhlah tidak beralasan, dan sangatlah bodoh. Dan aku mulai membacanya lagi… wkwkwk
Dari yang aku ketahui, pengarang ini pastilah pengamat film. Karena bukan hanya sekali dia menceritakan atau menyebutkan tokokh dari sederet film (Star Wars misalnya), actor, bahkan kredibilitas sutradaranya. Jadi satu hal yang saya yakini dari Mr. Anonim, dia adalah pecinta film, dan saya yakin, dia punya rasa humor (disamping kejam) karena dalam buku ini, ditengah suasana genting gerhana matahari, dia malah memakaikan kostum-kostum kocak dari tokoh-tokoh film untuk para penduduk Santa Mondega. Saya piker itu lucu, dan yah, seperti yang dosen Prose saya selalu katakana, itu adalah Binary Opposition-nya dari serita ini.
THE BIG HOLE
            Nah, seperti biasanya juga, setiap cerita pasti punya lubang besar yang luput dari perhatian penulis. Walaupun saya akui ini buku yang hebat, tapi tetap saja saya agak bingung, kenapa si Bocah Bourbon ini terobsesi untuk membunuh orang lain? Dan ini juga tidak dijelaskan mengapa dia membunuh banyak orang yang tidak bersalah, missal dia ingin membunuh vampire, kenapa dia membunuh polisi-polisi yang saat itu sedang memeriksa kematian the Mystic Lady? Agak membingungkan, atau hanya saya yang bingung atau kurang paham, dan ada hal yang luput dari perhatian saya sehingga saya tidak memahami keseluruhan cerita dan ‘hal-hal yang tersembunyi’? jika iya, saya akan berterimakasih sekali jika ada orang yang mau berbagi cerita atau bertukar pikiran tentang buku ini.
Naaah, cobalah membaca dan katakana padaku apa pendapat kalian!
            Oh ya, satu lagi, walaupun aku akan merasa takut jika hal ini benar-benar terjadi di buku, aku tetap ingin klimaksnya lebih menegangkan (walaupun yang ini sudah amat sangat menguji nyali). Aku penasaran apa yang akan terjadi saat batu itu jatuh di tangan yang salah pada saat gerhana matahari total. Dan juga, aku ingin membaca kelanjutan buku ini (mungkin, kalau ada) karena masih banyak hal yang belum terungkap dan membuat aku setengah mati penasaran.
Mr. Anonym, can you hear me? 

Incest, by I Wayan Artika REVIEW






IN GENERAL
Cerita ini adalah cerita tentang realita yang dikemas dalam adat dan pertumbuhan jaman di Bali dalam 264 halaman. Fokus cerita ini adalah tentang adat kembar buncing (anak kembar laki-laki dan perempuan). Awalnya aku nggak tau apa arti ‘buncing’, tapi setelah membaca jadi tau deh.. hohoo

Konon, kalo ada anak kembar buncing, orang tua si anak tersebut harus mematuhi serangkaian upacara adat atau peraturan gitu, trus bayinya harus dipisahkan sehingga mereka tidak saling kenal, karena pada akhirnya nanti mereka akan dinikahkan.

MY EXPERIENCE
Agak bingung juga waktu membaca buku ini, karena bahasa penulisannya yang susah, dengan kata-kata yang sophisticated, bagi aku yang bahasa Indonesianya standar, haha. Dan juga, aku kadang tidak mengerti tentang istilah-istilh adat, ataupun bagaimana rasanya hidup diatur oleh serangkaian adat, karena bagaimanapun, aku tinggal di Jawa yang menurut aku less strict kalo dibandingkan dengan adat di cerita ini, aku juga tidak tahu menahu tentang adat Bali walaupun sudah pernah ke sana.

Aku, atau saya lebih tepatnya, hanya ingin berkomentar bahwa buku-buku seperti ini adalah buku-buku yang bagi saya menarik. Kenapa? Karena ini berbicara tentang adat! Apalagi di Indonesia! Beeuuuhhhhh, aku pengen banget koleksi buku-buku kaya gini dari Sabang sampe Merauke! Serius. Seperti yang aku bilang, aku tertarik banget ama yang namanya culture atau kebudayaan. Aku ingin mengenal lebih dekat culture-culture yang ada di bumi ini. Khususnya di Indonesia, karena sayangnya, jarang diekspos, jadi anak-anak muda semacam aku ini tidak tahu menahu tentang budaya sendiri.. TT pooor mee…

MY COMMENTS AND SUGGESTION
Jika saya boleh berkomentar, ide dari cerita dalam buku ini sebenarnya bagus, tetapi alur penyampaian cerita atau gaya penulisannya agak sulit dimengerti, bertele-tele, dan mmmmm apa yaaa,, kurang tepat. Ada sesuatu yang kurang: tidak ada hal yang ‘mengikat’ pembaca untuk terus membaca sampai akhir, kecuali tentang akhir dari sepasang buncing. Dan juga ada bagian-bagian yang membosankan sehingga saya men-skip seperti tulis menulis email.

Pengarang hanya menyampaikan apa yang terjadi, tidak menggali lebih dalam dari sisi emosional. Akan lebih baik dan menjadi lebih berkesan apabila pengarang menggali lebih dalam sisi emosional pembaca atau memperkuat karakter yang ada, sehingga pembaca juga mengetahui bagaimana rasanya hidup dalam masyarakat adat, yang terkadang dianggap kejam. Kalau saja diceritakan dari satu sudut pandang pemain, katakanlah ibu dari si kembar, kita gali bagaimana rasanya menjadi ibu dari sepasang buncing, bagaimana rasanya mematuhi peraturan adat, bagaimana rasanya dihujat oleh orang sekampung, bagaimana rasanga melihat anaknya menikah dengan saudara sendiri. Hal-hal emosional seperti itu menurut saya akan lebih ‘menggigit’. Oh ya, berbicara tentang ibu, kenapa di bagian akhir dari cerita tersebut tidak dibahas lagi tentang orangtua si kembar, naaahh, big hole nya disitu juga. Ada dimana orangtua mereka? Apa yang terjadi dengan mereka? Dimana mereka ketika keduanya menikah? Bagaimana perasaan mereka? Mengapa mereka diam saja ketika anaknya diadili oleh orang sedesa? Apakah mereka sudaah meninggal? Kok gak di mention? Dimana mereka ketika si kembar mulai menjalin cinta? bagaimana reaksi mereka? Tidakkah mereka menangis? Banyak sekali pertanyaan yang belum terjawab… membuat pembaca kurang puas..

Sehubungan dengan kata-kata yang membingungkan dan sulit dimengerti, atau terlalu tinggi, mungkin ada hubungannya dengan latar belakang pendidikan penulis, yang sudah tinggi. Hal ini membuat alur cerita sulit dimengerti, dan dalam percakapan dan pengandai-andaian pun rasanya ‘aneh’. Sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan dan lapisan masyarakat, sehingga memuaskan pembaca..

·         “aku kira banyak hal yang sebenarnya tidak kita pahami. Banyak tempat yang belum kita kunjungi. Banyak jarak yang masih belum kita capai. Tetapi karena kita egois, kita kira betapa supernya kita. Merasa tahu apa saja dan kita selalu berjuang untuk menunjukkan kebohongan sehingga kita tampak mengerti bukan?”
·         “betapa di dalam masyarakat disiplin ilmu yang kaku tidak diperlukan. Disini, setiap sarjana mulai belajar lagi, untuk mengerti dan bekerjasama dengan realitas. Bukan sebaliknya, secara eksklusif justru menolak realitas atau menjauhinya, berjarak, dan bahkan mengecamnya.”
·         “betapa cinta, sekalipun cinta terlarang, sangat layak diperjuangkan.”