Niih buat yang galau
mikirin arti cinta yang sesungguhnya….
”Cinta itu kata orang
dari mata turun ke hati. Selama mata masih bisa memandang dan membedakan
keindahan, maka cinta itu akan terus bertambah, merata ke alam semesta. Kamu
nggak mungkin mampu membatasi apalagi membendung cinta. baik buruk cinta itu
bergantung pada dasar pijak rasa cinta itu sendiri, jika berpijak pada cinta
Ilahi dan hati nurani pasti akan menumbuhkan kedamaian bagimu dan bagi siapapun
yang kamu cintai. Cinta yang demikian itu merupakan cinta yang memerdekakan,
egaliter, tidak membebani, cinta yang membuat badan menjadi lebih segar karena
hati terbuka dan nyaman. Tetapi kalau dasar cinta itu nafsu syahwat, maka ia
akan berusaha untuk menikmati, egois, menguasai, dan kasar. Cinta yang demikian
tidak mungkin ditata. Cinta seperti ini akan menimbulkan kegalauan dan sesak
dlam hidup. Ketentraman dan keindahan hanya sementara diraihnya, sesudah itu
menjadi bom waktu yang akan meledak menjatuhkan diri sendiri dan atau
lingkungannya.” –Cinta Sang Pecinta, oleh Moh. Roqib
Remaja-remaja sekarang
ini sering menyalah artikan cinta. mereka berpendapat bahwa cinta itu artinya
memiliki (possess), dimana seharusnya cinta itu berbagi (sharing) dan membangun
satu sama lain, bukan malah membatasi ruang lingkup dan merugikan yang lain.
Itu bukan cinta yang sesungguhnya menurut saya. Mereka merasa senang disuruh
ini, dilarang itu, padahal, menurut saya larangan-larangan tersebut merupakan
pelanggaran terhadap hak azazi manusia, tetapi mereka tidak menyadarinya. Dan
menurut saya, kalau hanya pacaran sih nggak maulah yaaaa, dilarang-larang
apalagi larangannya nggak masuk akal alias menguntungkan salah satu pihak. Dan
hal tsb juga bisa loh mempersempit area pergaulan kita, padahal masa muda itu
masa yang harus kita nikmati dan mencari banyak teman dan pengalaman. Sayang kan?? Lebih indah kalo
sama-sama independent dan sharing pengalaman dengan pasangan, pasti lebih seru.
Nanti juga ada waktunya kok domana kita harus patuh pada larangan pasangan
kita, yaitu saat kita sudah menikah. Kan
hukumnya wajib, selama larangan tsb tidak melanggar aturan agama dan hak azazi
manusia. Jadi, mari kita mencintai
pasangan kita, atau mencari pasangan yang mencintai kita dengan cinta yang
memerdekakan, egaliter, tidak membebani, dan membantu perkembangan jiwa kita
dengan memandirikan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar